Bulan Ramadhan yang dinanti – nantikan oleh jutaan
kaum muslim di penjuru dunia sudah hadir kembali. Bulan yang dianggap sebagai
bulan yang penuh rohmat dan maghfiroh. Pada bulan ini, manusia sebagai insan
ciptaan Tuhan dimanjakan dengan berbagai pahala yang berlimpah. Puasa di bulan
ramadhan dapat mengubah perilaku manusia agar lebih dekat kepada pencipta-Nya.
Sebagai orang tua bulan ini adalah momen dimana mereka menjalankan kewajibannya
untuk mendidik dan membina anak-anaknya supaya menjadi manusia yang berkarakter
postif dan berakhlakul karimah. Peran orang tua harus lebih ditingkatkan lagi
untuk memberikan pelajaran agama dan contoh yang baik bagi putra-putrinya.
Permasalahannya adalah kenapa masih banyak anak-anak kita yang tidak
menghiraukan bahwasanya bulan ini adalah bulan suci yang harus di hormati. Kita
masih banyak melihat anak-anak yang masih melakukan maksiat dibulan ramadhan
ini.
Merosotnya moral dan
terdegradasinya karakter generasi muda yang terjadi di negara kita merupakan
persoalan serius yang harus segera ditangani agar tidak semakin merajalela dengan
semakin tingginya moral dan karakter negatif yang dimiliki para generasi muda
kita. Sedih mendengar dan melihat kejadian – kejadian disekitar yang menimpa
anak-anak, baik itu perilaku kekerasan terhadap anak yang dilakukan orang tua
maupun kejahatan seksual terhadap anak. Ini persoalan serius dan sangat mengerikan
sekali. Kita ini negara besar yang penduduknya semua beragama dan semua agama
tidak ada yang mengajarkan tentang perilaku negatif tersebut. Banyak perilaku
menyimpang di kalangan remaja dan
anak-anak pada zaman globalisasi ini, merupakan bukti nyata Kemrosotan akhlak.
Mereka sudah tidak terkait lagi dengan agamanya. Banyak kemaksiatan seperti meluasnya
penyalahgunaan obat-obat terlarang, pergaulan bebas, durhaka kepada orang tua
adalah beberapa contoh dan bukti betapa generasi penerus semakin jauh dari
nilai-nilai agama. Itu disebabkan karena sejak kecil seorang anak dibiarkan
berkeliaran di luar kontrol orang tuanya, karena orang tua terkadang sibuk
mencari nafkah dengan dalih demi kelangsungan hidup keluarga.
Anak-anak kita adalah anak-anak yang disiapkan oleh
Tuhan YME untuk menjadi generasi penerus baik sebagai penerus dii keluarga
maupun sebagai penerus bangsa. Mereka bak kertas putih yang siap diberikan
tulisan, gambar dan warna yang memberikan kesan yang baik bagi yang melihatnya
bukan memberikan kesan yang membuat orang lain tidak memperdulikannya bahkan
ingin merobek dan membuangnya ke tempat sampah. Begitu juga dengan anak-anak
kita, ketika mereka lahir ke dunia, kita harus memberikan pendidikan karakter
positif. Mereka adalah sosok yang bersih dan suci yang siap dididik, disayang, dibimbing,
dinasehati dan diarahkan ke arah yang benar sehingga mereka siap dikemudian
hari menjadi generasi yang unggul dan menggantikan generasii tua baik didalam
keluarga maupun terhadap bangsa dan negara.
Mereka bukan diberi pendidikan karakter yang negatif
seperti mencela, menghardik, membentak, menghina dan memarahi yang keterlaluan
sehingga mereka mempunyai pola karakter yang negatif ketika mereka tumbuh
besar. Oleh karena itu, peran orang tua dalam pendidkan anak sangat menentukan
perilaku dan perkembangan terbentuknya karakter anak. Anak-anak tidak akan
berkembang sempurna apabila tidak ada yang menuntun dan memberikan pendidikan
mana yang baik dan mana yang tidak baik.
Ada tiga hal dalam mendidik anak agar mempunyai
pondasi yang kuat supaya terbentuk anak yang bermoral dan berkarakter positif,
yaitu:
Pendidikan Aqidah.
Aqidah atau iman itu mempunyai peran dan pengaruh
dalam hati. Aqidah mendorong manusia untuk melakukan amal-amal yang baik dan
meninggalkan perbuatan keji dan munkar. Aqidah mengawal dan membimbing manusia
ke jalan yang lurusdan benar serta menjaganya agar tidak terperosok ke jurang
kesesatan. Aqidah juga menanamkan kepada dirinya kecintaan kepada kebenaran dan
kebaikan. Setiap manusia memiliki fitrah mengimani adanya Tuhan. Pada saat
seseorang kehilangan harapan untuk hidup, fitrahnya akan menuntun dia untuk
meminta kepada Tuhan.
Aqidah adalah dasar, fondasi untuk mendirikan
bangunan. Semakin tinggi bangunan yang akan di dirikan harus semakin kokoh pada
pondasi yang di buat. Kalau pondasi lemah, bangunan itu akan mudah ambruk.
Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan melaksanakan ibadah dengan
tertib, memiliki akhlak yang mulia dan bersosialisasi dengan baik. Ada tiga
cara orang tua menanamkan pendidikan aqidah pada anak di zaman sekarang ini.
Pertama, memberikan anak-anak cerita atau kisah-kisah yang menanamkan
nilai-nilai ketauhidan. Kedua, mengajak anak-anak untuk melaksanakan aqidah
dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, mendorong anak-anak untuk serius dalam
menuntut ilmu dengan berguru pada orang yang kita anggap mampu membantu
membentuk aqidah anak yang kuat.
Pendidikan Ibadah
Apabila anak tidak terbiasa melaksanakan ibadah dan
tidak pula dilatih atau dibiasakan melaksanakan hal-hal yang disuruh Tuhan
dalam kehidupan sehari-hari, maka pada waktu dewasanya akan cenderung tidak
menjadikan ibadah sebagai hal yang penting bagi dirinya. Sebaliknya, bila anak
mendapat latihan dan pembiasaan agama, pada waktu dewasanya nanti akan semakin
merasakan kebutuhan akan agama.
Manusia mempunyai dua unsur, yaitu unsur jasmani dan
rohani. Pendidikan jasmani dan rohani harus mendapatkan porsi yang seimbang.
Oleh karena itu, sangatlah penting supaya rohani yang ada diri manusia di latih
secara baik seperti halnya badan manusia yang dilatih olah ragasehingga
terwujud jasmani dan rohani yang sehat.
Pendidikan ibadah bertujuan membuat rohani manusia
senantiasa tidak lupa pada Tuhan bahkan semakin dekat kepada-Nya. Pendidikan
ibadah yang kuat dapat menjadi penyaring bagi hawa nafsu untuk melanggar
nilai-nilai moral, peraturan dan hukum yang berlaku dalam memenuhi
keinginannya.
Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak sebagai pendidikan yang penting
untuk menanamkan nilai-nilai moral spiritual dalam kehidupan sehari-hari dapat
menumbuhkan budi perkerti, tingkah laku dan kesusialaan yang baik untuk masa
depan seseorang. Sebagai orang tua, sangat penting mengajari akhlak yang baik
pada anak. Perlu mengajarkan atau menerapkan hal yang baik-baik dihadapannya.
Pendidikan akhlak akan mendapat petunjuk bagi hubungan manusia maupun hubungan
manusia dengan Rabb-Nya.
Tugas Utama keluarga bagi pendidikan anak adalah
sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup beragama. Oleh
karena itu, orang tua harus betul-betul mampu memberikan dasar-dasar keagamaan
pada anak secara maksimal serta mampu memberikan tauladan yang baik bagi diri
anak. Sebab anak akan cenderung mencontoh atau mengikuti segala perbuatan yang
dilakukan oleh pihak orang tua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar