Senin, Mei 20, 2019

PUASA SEBAGAI MOMEN UNTUK MEMBENTUK KARAKTER ANAK DENGAN PONDASI AGAMA YANG KUAT



PUASA SEBAGAI MOMEN UNTUK MEMBENTUK KARAKTER ANAK DENGAN PONDASI AGAMA YANG KUAT




 Bulan Ramadhan yang dinanti – nantikan oleh jutaan kaum muslim di penjuru dunia sudah hadir kembali. Bulan yang dianggap sebagai bulan yang penuh rohmat dan maghfiroh. Pada bulan ini, manusia sebagai insan ciptaan Tuhan dimanjakan dengan berbagai pahala yang berlimpah. Puasa di bulan ramadhan dapat mengubah perilaku manusia agar lebih dekat kepada pencipta-Nya. Sebagai orang tua bulan ini adalah momen dimana mereka menjalankan kewajibannya untuk mendidik dan membina anak-anaknya supaya menjadi manusia yang berkarakter postif dan berakhlakul karimah. Peran orang tua harus lebih ditingkatkan lagi untuk memberikan pelajaran agama dan contoh yang baik bagi putra-putrinya. Permasalahannya adalah kenapa masih banyak anak-anak kita yang tidak menghiraukan bahwasanya bulan ini adalah bulan suci yang harus di hormati. Kita masih banyak melihat anak-anak yang masih melakukan maksiat dibulan ramadhan ini.
        Merosotnya moral dan terdegradasinya karakter generasi muda yang terjadi di negara kita merupakan persoalan serius yang harus segera ditangani agar tidak semakin merajalela dengan semakin tingginya moral dan karakter negatif yang dimiliki para generasi muda kita. Sedih mendengar dan melihat kejadian – kejadian disekitar yang menimpa anak-anak, baik itu perilaku kekerasan terhadap anak yang dilakukan orang tua maupun kejahatan seksual terhadap anak. Ini persoalan serius dan sangat mengerikan sekali. Kita ini negara besar yang penduduknya semua beragama dan semua agama tidak ada yang mengajarkan tentang perilaku negatif tersebut. Banyak perilaku menyimpang di kalangan  remaja dan anak-anak pada zaman globalisasi ini, merupakan bukti nyata Kemrosotan akhlak. Mereka sudah tidak terkait lagi dengan agamanya. Banyak kemaksiatan seperti meluasnya penyalahgunaan obat-obat terlarang, pergaulan bebas, durhaka kepada orang tua adalah beberapa contoh dan bukti betapa generasi penerus semakin jauh dari nilai-nilai agama. Itu disebabkan karena sejak kecil seorang anak dibiarkan berkeliaran di luar kontrol orang tuanya, karena orang tua terkadang sibuk mencari nafkah dengan dalih demi kelangsungan hidup keluarga.
         Anak-anak kita adalah anak-anak yang disiapkan oleh Tuhan YME untuk menjadi generasi penerus baik sebagai penerus dii keluarga maupun sebagai penerus bangsa. Mereka bak kertas putih yang siap diberikan tulisan, gambar dan warna yang memberikan kesan yang baik bagi yang melihatnya bukan memberikan kesan yang membuat orang lain tidak memperdulikannya bahkan ingin merobek dan membuangnya ke tempat sampah. Begitu juga dengan anak-anak kita, ketika mereka lahir ke dunia, kita harus memberikan pendidikan karakter positif. Mereka adalah sosok yang bersih dan suci yang siap dididik, disayang, dibimbing, dinasehati dan diarahkan ke arah yang benar sehingga mereka siap dikemudian hari menjadi generasi yang unggul dan menggantikan generasii tua baik didalam keluarga maupun terhadap bangsa dan negara.
    Mereka bukan diberi pendidikan karakter yang negatif seperti mencela, menghardik, membentak, menghina dan memarahi yang keterlaluan sehingga mereka mempunyai pola karakter yang negatif ketika mereka tumbuh besar. Oleh karena itu, peran orang tua dalam pendidkan anak sangat menentukan perilaku dan perkembangan terbentuknya karakter anak. Anak-anak tidak akan berkembang sempurna apabila tidak ada yang menuntun dan memberikan pendidikan mana yang baik dan mana yang tidak baik.
        Ada tiga hal dalam mendidik anak agar mempunyai pondasi yang kuat supaya terbentuk anak yang bermoral dan berkarakter positif, yaitu:
Pendidikan Aqidah.
       Aqidah atau iman itu mempunyai peran dan pengaruh dalam hati. Aqidah mendorong manusia untuk melakukan amal-amal yang baik dan meninggalkan perbuatan keji dan munkar. Aqidah mengawal dan membimbing manusia ke jalan yang lurusdan benar serta menjaganya agar tidak terperosok ke jurang kesesatan. Aqidah juga menanamkan kepada dirinya kecintaan kepada kebenaran dan kebaikan. Setiap manusia memiliki fitrah mengimani adanya Tuhan. Pada saat seseorang kehilangan harapan untuk hidup, fitrahnya akan menuntun dia untuk meminta kepada Tuhan.
    Aqidah adalah dasar, fondasi untuk mendirikan bangunan. Semakin tinggi bangunan yang akan di dirikan harus semakin kokoh pada pondasi yang di buat. Kalau pondasi lemah, bangunan itu akan mudah ambruk. Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan bersosialisasi dengan baik. Ada tiga cara orang tua menanamkan pendidikan aqidah pada anak di zaman sekarang ini. Pertama, memberikan anak-anak cerita atau kisah-kisah yang menanamkan nilai-nilai ketauhidan. Kedua, mengajak anak-anak untuk melaksanakan aqidah dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, mendorong anak-anak untuk serius dalam menuntut ilmu dengan berguru pada orang yang kita anggap mampu membantu membentuk aqidah anak yang kuat.
Pendidikan Ibadah
  Apabila anak tidak terbiasa melaksanakan ibadah dan tidak pula dilatih atau dibiasakan melaksanakan hal-hal yang disuruh Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, maka pada waktu dewasanya akan cenderung tidak menjadikan ibadah sebagai hal yang penting bagi dirinya. Sebaliknya, bila anak mendapat latihan dan pembiasaan agama, pada waktu dewasanya nanti akan semakin merasakan kebutuhan akan agama.
    Manusia mempunyai dua unsur, yaitu unsur jasmani dan rohani. Pendidikan jasmani dan rohani harus mendapatkan porsi yang seimbang. Oleh karena itu, sangatlah penting supaya rohani yang ada diri manusia di latih secara baik seperti halnya badan manusia yang dilatih olah ragasehingga terwujud jasmani dan rohani yang sehat.
        Pendidikan ibadah bertujuan membuat rohani manusia senantiasa tidak lupa pada Tuhan bahkan semakin dekat kepada-Nya. Pendidikan ibadah yang kuat dapat menjadi penyaring bagi hawa nafsu untuk melanggar nilai-nilai moral, peraturan dan hukum yang berlaku dalam memenuhi keinginannya.
Pendidikan Akhlak
      Pendidikan akhlak sebagai pendidikan yang penting untuk menanamkan nilai-nilai moral spiritual dalam kehidupan sehari-hari dapat menumbuhkan budi perkerti, tingkah laku dan kesusialaan yang baik untuk masa depan seseorang. Sebagai orang tua, sangat penting mengajari akhlak yang baik pada anak. Perlu mengajarkan atau menerapkan hal yang baik-baik dihadapannya. Pendidikan akhlak akan mendapat petunjuk bagi hubungan manusia maupun hubungan manusia dengan Rabb-Nya.
      Tugas Utama keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup beragama. Oleh karena itu, orang tua harus betul-betul mampu memberikan dasar-dasar keagamaan pada anak secara maksimal serta mampu memberikan tauladan yang baik bagi diri anak. Sebab anak akan cenderung mencontoh atau mengikuti segala perbuatan yang dilakukan oleh pihak orang tua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DOA RASULULLOH DI AKHIR BULAN RAMADHAN